Rabu, 02 Desember 2009

Makassar Menuju Kota Dunia

Sekali menginjakkan kaki di Kota Makassar dan menikmati kulinernya, maka keinginan akan selalu hadir untuk berkunjung ke Kota Angging Mammiri yang terkenal dengan icon pantai losari dan makanan khas coto makassarnya.

Makassar sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), salah satu kota tujuan wisata di Indonesia menyangingi Bali. Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar harus bekerja ekstra membangun Makassar, terutama untuk menjadikan Makassar menuju "Kota Dunia" berlandaskan kearifan lokal.

Dibawa nahkoda kepemimpinan Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin untuk periode kali kedua, wajah Kota Makassar terus dibenahi.Bak jamur di musim hujan, pembangunan dan investasi berkelas internasional terus menggeliat. Misi itu hanya satu mengembalikan kejayaan Makassar sebagai kota dunia tanpa melepas jati diri.

Di masa pemerintahan kali kedua, Ilham Arief Sirajuddin, tanda-tanda Makassar kembali ke kota dunia dengan ‘peradaban yang baru’ sudah tampak. Dalam hal infrastruktur, Makassar sebagai ibukota dari Provinsi Sulsel menata pintu masuk baik udara, laut, darat, dan dunia maya.

Dalam perjalanan sejarah puncak peradaban dunia, pada abad XVI Makassar telah membuktikan pernah menjadi 20 kota terkemuka di dunia. Kunci sejarah puncak kejayaan Kota Makassar dalam peradaban dunia tak lepas dari jalinan hubungan internasional, kawasan pasar bebas, dan pusat penyebaran Islam.

Dalam perjalanan sejarah puncak peradaban dunia, pada abad XVI Makassar telah membuktikan pernah menjadi 20 kota terkemuka di dunia. Kunci sejarah puncak kejayaan Kota Makassar dalam peradaban dunia tak lepas dari jalinan hubungan internasional, kawasan pasar bebas, dan pusat penyebaran Islam.

Kota Makassar pun dicap sebagai sebagai salah satu kota dari empat kota terpenting di Asia, yakni Ayyutia yang berada di Thailand, Malacca di Malaysia), dan Batavia (Jakarta) yang berada di Indonesia. “Ada sekitar 26 negara yang memilih tinggal di Makassar untuk berdagang diantaranya Portugis, China,Turki, Spanyol, dan India.

Beranjak dari aspek kesejarahan, Pemkot Makassar ditangan Ilham Arief Sirajuddin mencoba kembali menggaungkan torehan sejarah itu dengan sebuah visi dan misi “Makassar Menuju Kota Dunia Dalam Kearifan Lokal”. Dan tak dipungkiri, mengembalikan sejarah Makassar sebagai kota dunia tidaklah mudah.

Secara mendasar yang menguntungkan mempercepat laju menuju cita-cita itu, menurut Ilham, selain torehan sejarah, posisi Makassar dalam letak geografis Indonesia yang berada pada sentrum antara timur dan barat. “Orang dari timur yang akan menuju ke Barata pasti singgah di Makassar. Begitu juga sebaliknya.

Sejak tahun 2004, Makassar sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia, tidak terlalu menjadi patokan. Tetapi, Ilham selalu berusaha untuk menghadirkan hal yang baru untuk Makassar. Yakni, sebagai living room. Makassar diharapkan menjadi ruang keluarga bagi masyarakat Indonesia dimana semua aktivitas dari timur akan bertumpu di Makassar.

Dan bagaimana mewujudkan itu,tentunya Makassar kini sudah berbenah dengan membangun apa yang menjadi kebutuhan masyarakat makassar dan masyarakat Indonesia. Untuk menuju kota dunia, Pemkot Makassar harus meletakkan pondasi yang kuat dengan sumber daya manusia, infrastruktur yang layak, perbaikan lingkungan, penataan transporasi, pelayanan kesehatan dasar yang memenuhi, sistem pelayanan yang tidak birokratis, akses pendidikan serta aspek sosial, budaya dan stabilitas keamanan.

Salah satunya dengan menaikkan status jalur transportasi bandara Sultan Hasanuddin menjadi skala internasional yang diresmikan pada akhir 2008 lalu. Begitupun dengan perluasan Pelabuhan Soekarno – Hatta yang dijadwalkan terealisasi pada akhir tahun ini dengan skala internasional. Serta pembangunan jembatan layang (fly over) dan pelebaran sejumlah jalan dalam mengantisipasi tingkat kemacetan.

Dalam perencanaan tata ruang Makassar 2008-2028, Pemkot Makassar pun telah merancang pembangunan jaringan kereta api monorel dengan rute Bandara Sultan Hasanuddin yang nantinya menyusuri kawasan perkotaan hingga kawasan pelabuhan.

Pada tahun 2020, Kota Makassar pun dikembangkan sebagai Kota Megapolitan Mamminasata yang mencakup Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar. Kawasan ini diproyeksikan sebagai urat nadi perekonomian Sulsel dan pusat ekonomi di kawasan timur Indonesia. Dalam konsep Mamminasata, Makassar nantinya ditempatkan sebagai sentra pertumbuhan.

Konsep itu laiknya adalah Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Tanggerang Depok dan Bekasi). Pembangunan di Makassar dititikberatkan pada fungsi bisnis dan komersial. Dua proyek paling strategis yang diusulkan adalah Jalan Trans Sulawesi dan Bypass Maminasata yang membentang dari Maros hingga Takalar.

Sumber :
Hafsah Maharani S
http://kulinet.com/baca/makassar-menuju-kota-dunia/1116/
27 Oktober 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar