Rabu, 02 Desember 2009

Ekspedisi Biodiversitas Kebaharian di Selat Makassar

Sinergi riset dan resource sharing antara Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terus berlanjut. Dua institusi pemerintah ini pada 3 s.d. 10 Mei 2009 akan menggelar suatu riset terpadu kelautan dengan nama “Ekspedisi Biodiversitas Kebaharian di Selat Makassar”. Kapal Riset yang digunakan adalah Baruna Jaya VIII milik LIPI. Kegiatan ini akan difokuskan di teluk Toli-Toli.

Teluk Toli-Toli dipilih, karena posisinya yang sangat strategis sebagai lokus bertemunya laut Sulawesi dan Selat Makassar dengan ciri khas perairan Oseaniknya serta mendapat pengaruh dari Arus Lintas Indonesia (ARLINDO). Kondisi ini membuat teluk Toli-Toli kaya akan biota laut yang relatif belum terpetakan dan termanfaatkan selama ini.

Dirjen Dikti, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, dalam konferensi pers di Gerai Informasi Depdiknas (30/4), bersama Kepala Puslit Oseonografi LIPI, Dr. Suharsono, dan Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabidan kepada Masyarakat (DP2M) Dikti, Prof. Dr. Suryo Hapsoro, menyampaikan bahwa program ini bertujuan meningkatkan kepedulian dan kecintaan anak-anak bangsa terhadap kelautannya. Wawasan Nusantara mengajarkan kita bahwa Indonesia ini adalah tanah airku, jadi padu padan antara darat dan laut. Tapi kenyataannya laut belum dimanfaatkan secara baik dan benar, pembangunan kita masih berorientasi ke darat.  

Melalui ekspedisi yang diikuti oleh 13 Dosen di berbagai Universitas Indonesia di bidang kelautan (universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Universitas Haluleo, Universitas Nasional Jakarta, Universitas Tadulako, Universitas Nusa Cendana, Universitas Hang Tuah Surabaya, Universitas Mulawarman, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Pattimura), 7 orang peneliti LIPI, 2 orang pengamat dan 2 orang wartawan media cetak/elektronik, diharapkan data dan informasi kelautan terdokumentasi, khususnya ekosistem pesisir dan biota laut, kondisi dinamika oseonografi diketahui, dan ada rekomendasi untuk pemanfaatan dan pengelolaan wilayah perairan yang berkelanjutan. Secara kongkrit setelah ekspedisi ini, akan lahir produk semisal data dasar dan informasi biota laut, makalah dan artikel ilmiah (nasional dan internasional), monograf, peta-peta tematik, dan rekomendasi pengelolaan sumberdaya pesisir dan bahari. 

Tim ekspedisi akan mengakhiri perjalanannya di Manado langsung mengikuti Konferensi Kelautan sedunia atau World Ocean Conference (WOC) yang dilaksanakan semenjak tanggal 11 s.d 15 Mei 2009. Konferensi ini akan dihadiri oleh sekitar 500 peserta dari 121 negara dan kegiatan ini akan dirangkai dengan Coral Triangle Inititive Summit (CTI Summit). Mereka, tim ekspedisi akan berkesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka dalam sidang WOC ini.

Sumber :
http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=293&Itemid=1
30 April 2009

1 komentar: